oleh

Mengenal Batuangus 369, Torang Minahasa, Then And Now

Bitung, Bunaken.Co.Id-Batuangus 369 akan segera hadir di Kota Bitung. Hal ini ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Menteri Parawisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia Sandiaga Uno, dan Peletakan batu pertama oleh Wakil Walikota Bitung, Hengky Honandar, Sekretaris Daerah Kota Bitung, Audy Pangemanan, bersama jajaran, Rabu(16/02/2022).

Ada hal menarik dari Batuangus 369, hal ini disampaikan oleh Muhammad Riyanto selaku Project Manager PT Taka Anugrah Perkasa, ketika dikonfirmasi oleh media ini.

Arti Nama Batuangus 369
Ketika mendengar nama Batu Angus tentunya banyak orang sudah tau apalagi lokasinya sendiri didalam Taman Wisata Alam (TWA) yang membedakannya yakni di angka 369 nya. Angka 369 sebenarnya diambil untuk menyatakan ada 360+9 yang menjelaskan ke pada para pengunjung nantinya mereka akan melihat 360 derajat itu ada pemandangan yang indah, sedangkan 9 nya itu karena selogan dari Batuangus 369 yakni Torang Minahasa, Then And Now.

“Ini menunjukkan selain wisata kita ingin bahwa masyarakat atau orang luar tau dengan budaya tanah yang kita injak, karena angka 9 ini bersimbolkan 9 sub etnis budaya yang ada di tanah Minahasa, jadi maksudnya disini cerita dulu dan sampai sekarang budaya Minahasa ini kita mau bangkitkan,” ucapnya.

Wisata dan Edukasi
Bukan hanya untuk wisata saja nantinya Batuangus 369 akan menghadirkan unsur edukasi mulai dari pemetaan yang memakai nama dari sub etnis Minahasa yakni seperti Siau, Tonsea, Bantik, Tondano, dan lain-lain.

“Ini bertujuan selain menikmati pemandangan yang indah mereka juga akan diedukasi dengan Budaya budaya yang sudah di petakan berdasarkan dari warna budaya atau tempat tersebut, dengan harapan para pengunjung khususnya juga anak-anak muda akan bertanya-tanya dari maksud budaya tersebut, dengan wisata dan juga edukasi,” ujar pak Yanto Sapaan akrabnya.

Display Oleh-oleh dan Kuliner
Tak hanya edukasi budaya lewat pemetaan di Batuangus 369 nantinya juga ada lorong dari ballroom yang kurang lebih 6M yang direncanakan khusus dibuatkan display dengan budaya-budaya yang ada di tanah Minahasa

“Untuk tempat oleh-oleh dan wisata kuliner pun nantinya kita akan buatkan tempat, yang juga melibatkan UMKM berserta orang-orang lokal mau ikut terlibat,” terangnya.

Colloseum Bernuansa Budaya Minahasa
Untuk Colloseum diambil dari kultur budaya dua kerajaan besar seperti Yunani dan Romawi, Yunani yang dominan dengan pertunjukan dan keseniannya sedangkan Romawi dengan arsitekturnya.

“Ini juga berbicara tentang reruntuhan seperti halnya cerita masyarakat bahwa Batu Angus ini adalah reruntuhan dari gunung. Ketika ada pertanyaan kenapa harus Colloseum karna dulunya Colloseum itu dibuat untuk tempat berkumpul. Nah, nantinya kita akan buatkan tempat untuk menikmati hiburan yang diisi dengan pertunjukan kebudayaan, kesenian dan lain-lain yang nantinya akan rutin diadakan,” jelasnya.

Puluhan Villa Dengan Bermacam-macam Model
Pengunjung juga akan disuguhkan dengan penginapan yang berkonsep kan rumah panggung, karena melihat budaya yang ada.

“Kita nantinya akan buatkan puluhan Vila dengan model yang bermacam-macam dan tak ada yang sama. Kenapa kita mengambil konsep Rumah Panggung karena ini juga melihat counture tanah yang ada dimana kita tidak merusak alam, bukan hanya itu kita juga akan menyiapkan Hotel dengan standar Bintang Lima, Resort, kolam berenang, serta tempat wisata outdoor seperti Camping ground dan lain-lain, hal ini untuk memberikan pilihan kepada pengunjung disegala kalangan,” terangnya lagi.

Torang Minahasa, Then And Now
Seperti selogannya Batuangus 369 nantinya akan melibatkan dan memberikan tempat untuk setiap penduduk bahkan warga lokal yang mau sama terlibat bahkan menjadi pelaku usaha dengan adanya tenant-tenant yang akan disiapkan.

“Budaya Torang Minahasa ini tetap harus digaungkan, bahkan dalam masa pembangunan pun kami sudah melibatkan warga sekitar untuk ikut andil dalam hal ini, dan ketika nantinya Batuangus 369 ini rampung kami juga menyediakan tempat di lahan seluas 131.180 m2 (13 Ha) ini. Sementara untuk target pembangunan kami menargetkan 12-24 bulan, kami juga berharap akan rampung secepatnya,” harapnya. (Cal)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed